Kupang, FIATMUNDI.COM – Ratusan umat Katolik memadati Kapela darurat dan gereja baru Stasi Yesus Maria Yosef (YMY) Liliba untuk mengikuti Misa Rabu Abu yang dipimpin oleh Romo Yonas Kamlasi, pastor rekan Paroki St. Yosef Pekerja Penfui. Misa ini menandai awal masa Prapaskah, periode penuh refleksi dan pertobatan bagi umat Katolik.
Dalam khotbahnya, Romo Yonas mengajak umat untuk menyambut Prapaskah 2025 dengan semangat mendidik hati sebagai murid Kristus. Ia menegaskan bahwa masa ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan kesempatan untuk bertumbuh dalam iman melalui tiga pilar utama: bersedekah, berpuasa, dan berdoa.
Bersedekah: Latihan Hati yang Rela Memberi
Romo Yonas menekankan bahwa bersedekah bukan hanya tentang memberikan sesuatu kepada orang lain, tetapi lebih dari itu, merupakan latihan hati untuk rela berbagi.
Ia mengingatkan umat bahwa sedekah sejati adalah pemberian yang tulus, tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Puasa: Bukan Sekadar Menahan Lapar, tetapi Mengendalikan Diri
Dalam refleksinya mengenai puasa, Romo Yonas menekankan bahwa esensi puasa bukanlah menahan lapar atau menurunkan berat badan, melainkan sebuah latihan mengendalikan diri dan memperdalam hubungan dengan Tuhan.
Ia mencontohkan seorang ibu yang berpuasa dan kehilangan berat badan 5-6 kilogram, tetapi kemudian berat badannya kembali naik setelah puasa berakhir.
“Puasa bukan soal angka di timbangan, tetapi bagaimana kita melatih diri untuk menahan godaan dan mengutamakan kehendak Tuhan dalam hidup kita,” katanya.
Doa: Momen Mengasah Batin
Materi ketiga dalam mendidik hati adalah doa. Romo Yonas mengajak umat untuk menjadikan doa sebagai sarana membangun kedekatan dengan Tuhan, bukan sekadar rutinitas kosong atau ajang mencari perhatian.
Ia mengingatkan bahwa manusia baru yang lahir dari Paskah seharusnya memiliki hati yang tulus dan tidak berbuat baik hanya agar dilihat orang lain.
“Sering kali orang merasa berdosa hanya ketika kesalahannya diketahui. Padahal, seharusnya kita mawas diri bukan karena teguran orang lain, tetapi karena kesadaran akan relasi kita dengan Tuhan,” tuturnya.
Mengawali Prapaskah dengan Hati yang Tulus
Menutup khotbahnya, Romo Yonas mengajak umat untuk mempersiapkan diri memasuki masa Prapaskah dengan hati yang lebih tulus dan penuh kesadaran iman.
Misa Rabu Abu ini menjadi awal perjalanan rohani umat dalam menyambut Paskah dengan pertobatan yang lebih mendalam. Dengan abu di dahi, umat diingatkan bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu, sebuah simbol kerendahan hati dan panggilan untuk hidup lebih bermakna. (*)